Senin, 17 Juni 2013

Perbedaan yang menyatukan kita

Tuhan, biarkan semua semesta yang menjawab segala keluh kesahku, biarkan keindahanmu menjadi pesona tiada banding bagi semua umat, biarkan keindahan milikmu menjadi semangatku ........

"Kamu kemana aja sih aku cariin juga.. Emang udah bisa yah kalo tanpa aku" gerutu Theo yang tidak lain adalah pacar Livia yang dari tadi mencari Livi di kamarnya.
"Aku gak kemana-mana dari tadi disini ajah, emangnya mamah enggak bilang yah ?".
"Enggak tuh, kamu emang udah mak....." belum sempat Theo meneruskan kata-katanya Livia sudah lebih dulu menjawab dengan nada lembut "Udah mas, aku udah makan...... kamu gak perlu segitu khawatirnya"...

Buat Livia memiliki Theo di hidupnya seperti memiliki
semangat 2x lebih banyak dari sebelum Livia mengenal Theo. Theo adalah laki-laki yang dapat menerima Livia dengan semua kekurangannya, bagi Theo Livia adalah seorang gadis yang jelas berbeda dari yang lain. Theo sangat merasa nyaman bersama Livia walau hanya sekedar tidur-tiduran dibawah hamparan bintang tanpa melakukan suatu hal.. Bagi Theo hal terindah yang pernah ia lakukan adalah dapat melihat Livia tersenyum dan tertawa lepas...

Sambil berlutut dihadapan Livia yang sedang duduk, Theo menggenggam tangan Livia "Aku mau berbagi dengan rasa sakit kamu, aku gak perduli sesulit apapun aku bertahan. Yang aku tau aku selalu bisa ngeliat kamu ada. Aku juga gak bisa ngejanjiin masa depan yang indah buat kamu nanti, tapi aku janji aku selalu ada buat kamu". Ungkap Theo yang dari tadi menahan air matanya turun.
"Kalo ada hal indah yang aku milikin itu adalah Mamah-Papah, dan kamu.. Aku minta sama tuhan buat ngejaga kamu ada atau enggaknya aku disamping kamu. Itu adalah satu-satunya hal yang bisa aku lakuin".
"Iyah, iyah.. Besok jangan kemana-mana ya. Aku mau ngajak kamu pergi" minta Theo dengan lembut.
"Mau kemana The ? Izin ya sama mamah, kalo boleh aku ikut deh"
"Pasti, aku izin kok. Pasti juga dibolehin"
Livia hanya tersenyum dengan mengusap wajah Theo..

Theo paham betul watak pacarnya yang bukan sama sekali tipe cwek lemah. Theo percaya akan ada waktunya dimana mereka bisa tiduran dan melihat bintang lagi.. Theo sudah lama mengenal Livia, tapi Livia dulu bukanlah seperti anak lainnya yang bebas bermain di kompelks nya. Livia adalah anak satu-satunya, sementara Theo adalah anak terakhir. Theo hanya dapat meilihat Livia seminggu 3x itupun Livia segera pergi dengan mobil hitamnya. Rasa penasaran Theo kepada Livia semakin bertambah saat teman-teman Theo menceritakan kalau ternyata mereka sama sekali tidak menggenali Livia meskipun satu kompleks. Theo yang duduk dibangku kelas XII SMA ini memiliki teman sekelas beranama Gita, Theo dan Gita adalah teman akrab. Sewaktu ketika Theo menceritakan Livia kepada Gita,Gita teringat dengan Anak dari teman mama nya. Yaa,beruntung mama Gita adalah teman mama nya Livia . Akhirnya berkat bantuan Gita dan mama nya Theo dapat menghubungi Livia meskipun melalui telfon Rumah. Begitu terus secara berulang selama 3bulan sampai akhirnya Theo mendapat izin Livia untuk main kerumahnya. Setelah berjalan 2bulan dengan seperti itu, Theo baru berani untuk  mengajak Livia jalan. Tidak seperti pasangan lainnya Theo membawa Livia ke hamparan rumput luas, disanalah Theo mengatakan pada Livia kalau Theo menyukai Livia. Meskipun Livia awalnya tidak yakin tapi Theo mampu meyakinkan Livia sampai hubungan mereka yang besok genap 2-Tahun.

Dan, hari ini tanggal 09..
"Happy 24th Anniversarry beb, be the last for me. I love you" sambil memberikan bunga serta kecupan manis di kening yang menandakan Theo sangat menyayangi Livia.
"Mawar yang ke-24 dengan wangi yang sama, makasih sayang. Aku tau kamu adalah malaikat yang tuhan kirimkan untuk menghapus setiap rintihan sakit ku". Livia selalu menyimpan mawar yang diberikan Theo dari pertama mereka jadian sampe hubungan mereka yang sudah 2tahun, Livia jelas hafal betul harus meletakkan mawar-mawar itu dimana, dia meletakan di vas bunga persis disamping mawar-mawar yang pernah Theo berikan yang sudah mengering dan hitam membusuk tak berbentuk lagi. Bagi Livia itu adalah simbol cinta Theo kepada Livia, meskipun sebenarnya cinta Theo lebih besar dari mawar-mawar itu..

"Hari ini aku janji nih mau ajak kamu jalan-jalan. Aku udah dapet ijin juga loh.." ujar Theo bahagia.
"Aku udah tau deh, kamu pasti emang selalu dapet izin dari mamah-papah. Kamu pake rayuan apa sih ?"
"Hey... Aku gak butuh rayuan apapun. Rayuan itu gak ada disini, aku sayang sama kamu jadi mamah-papah kamu tau kalo aku tulus" sambil menyisirkan rambut Livia yang sebenarnya tidak berantakan.
"Yaudah yu, aku udah nih...."

Mereka sampai di tempat yang tinggi, udaranya dingin, bertabur bintang, dan ditengah hamparan rumput yang luas Theo merebahkan badannya dan menggenggam tangan Livia...

"Liv, jangan duduk terus sinih nih rasain deh Rumputnya empuk. Coba tiduran deh.."
Livia segera merebahkan badannya, memejamkan matanya...
"Liv... udah lama ya kita gak kaya gini.. Kamu bisa ngerasain gak sih semua keadaan disini ?"
"Iya the.. aku bisa rasain, biar aku buta aku tau di atas ada bintang.. Disamping kita ada pohon besar, dan hemmpp... rasain deh The anginnya kaya lagi nyapa kita.. Aku bisa rasain ini semua, meskipun aku gak bisa ngeliat The."
Theo mencoba menahan air mata nya, dengan suara mengambang dia mencoba bicara "Aku gak tau lagi Liv, harus ngomong apa. Seandainya ada kata-kata yang lebih dari 'AKU SAYANG KAMU' aku pasti bakal ucapin ke kamu. Meskipun aku tau kamu gak bisa ngeliat ini semua tapi aku tau kamu bisa ngerasain ini, kamu bisa ngerasain kalo aku sayang sama kamu lebih dari sekedar kata 'sayang' ".
"The... apa yang kamu berikan sama aku itu udah buat aku kaya. Meskipun aku gak bisa liat, tapi aku punya kamu Theo. Hal terindah yang udah tuhan kasih"
"Aku janji Liv, aku janji sama kamu.... Aku selalu jadi mata kamu, aku bisa liv ceritain semua yang indah di dunia ini liv sama kamu. Aku mau liv jadi tangan kamu, setidaknya aku bisa ngapus air mata kamu"
"Janji ya The.... buat aku selalu melihat dunia ini, walaupun dunia gak melihat aku sekalipun"
"Aku janji, gak akan ada perbedaan diantara kita. Aku janji aku bakal tunjukin sama dunia kalo aku punya kamu"

Tuhan, nyatanya kau ciptakan Api untuk melengkapi Air, kau ciptakan Panas untuk mendapingi Hujan, dan kau ciptakan Kami untuk saling memiliki...
Ketika mataku tak bisa melihat dunia, kau perlihatkan hatiku pada nya...
Pada akhirnya cinta bukanlah perkara 'sempurna' tapi tentang 'menyempurnakan'..
Dari yang tidak ada, menjadi ada. Dari yang besar menjadi kecil, dari yang buruk menjadi lebih indah :)
Terimakasih untuk cinta yang telah kau alirkan disetiap nadi kami.......


Thankyou Readers^^
Follow-Comment

Fabiyaoctavian  - @Fabiyaprn

Tidak ada komentar:

Posting Komentar