Tak apa bila memang mencintaimu tanpa harus memiliki, mungkin tuhan membungkusnya agar menjadi lebih manis. Ya, lebih manis. Agar ketika suatu saat nanti aku merasakannya, aku lantas tak lupa dengan semua usaha ku..
Perasaan ini lebih dulu hadir, ketimbang sadarku. Bahkan sadarkulah yang membangunkan ku dari semua mimpi-mimpi ini. Nyatanya, aku tak lebih beruntung untuk mendapatkanmu. Bukan, bukannya aku ingin menyesal telah mencintaimu. Namun, aku iri. Betapa bahagianya dia yang telah mendapatkan mu, dan juga cintamu. Aku tak ingin telihat seperti sedang menggerutu, menyesal, atau bahkan menangisi kepergianmu..
Jelas itu bukan aku. Tapi, apa bedanya jika aku terus memikirkanmu dan berusaha menghindar dari semua takdir ku ? Jelas sisi hatiku yang lain mengatakan aku belum dapat menerima ini semua.
Menurutmu bagaimana ? Apakah aku harus berhenti mencintaimu ? Mencintai laki-laki yang telah mencintai wanita lain. Apakah aku harus membencimu, lantaran aku belum bisa memilikimu?
Adil kah, jika aku harus membencimu ketika wanita lain yang lebih dulu mendapatkanmu? Ah.. Aku tak mau terlihat bodoh, dengan seperti itu aku seperti sedang mengenakan baju badut, dengan hidung besar, yang menari-nari di hadapanmu dan pacarmu. Aku terlihat lebih tolol, ketika aku harus berlagak membencimu padahal kamu sendiri tak melakukan suatu hal terhadapku. Tapi, jelas tak adil. Lalu bagaimana dengan, apakah aku harus terus mencintaimu meski sakit sekalipun dan terus berharap agar suatu saat kamu menjadi bagian dari hidupku?
Aku memang harus lebih bersabar untuk memilikimu, sakit atau tidak itulah perjuanganku. Bukan bagaimana aku memiliki mu, tapi ini tentang perjuanganku. Aku harus lebih sabar, percaya bahwa masih ada waktu untuk memilikimu.
Ada atau tidaknya kamu di hidupku bagiku sama saja, sama-sama menyenangkan pernah mencintaimu. Mengeluarkan ribuan bahkan jutaan tetes air mata diam-diam, menyayangimu bak malaikat tak bersayap, ada didekatmu, senantiasa menemanimu, ada ketika kau jatuh. Semua terasa lebih menyakitkan ketika perasaan ini menyelinap di sela-sela waktu kita.
Jika memang aku harus memperjuangkan atasmu, akan kulakukan. Demi mu aku mau, demi mu aku mampu.
Pada akhirnya pun aku tau, cinta akan senantiasa hadir dengan sendirinya. Tanpa paksaan, tanpa dorongan. Sekeras apapun aku menginginkanmu, menantimu, dan mengharapkanmu jika kamu tidaklah merasakan perasaan yang ku rasakan, maka harapan itu akan hilang dengan sendirinya..
Aku senang pernah mencintaimu, aku bahagia pernah menempatkanmu di hatiku..
Entah suatu saat nanti, aku berharap kamu melihat ku ada. Bukan dari kasat matamu, tapi dari hatimu yang jauh disana :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar